Tindakan Pencegahan
Serangan stroke dan Jantung
1. Pencegahan primer (Bagi orang yang belum
pernah mengalami serangan stroke dan jantung)
Life Stile Modification (Perubahan pola
hidup)
a.
Diet sehat: adequate
well balance diet
·
Kuantitas: jumlah makan secukupnya (rendah
kalori, lemak dan garam)
·
Kulaitas: gizi yang baik dan seimbang (protein
hewan/nabati + sayur dan buah)
b.
Exercise
Senam aerobic, low impact (beban
ringan pada sendi)
Ø
Jalan sehat: 30 menit/hari atau minimal tiap 2
hari sekali dapat dilakukan 3 kali selama 10 menit atau 2 kali selama 15 menit
atau 1 kali selama 30 menit
Ø
Bersepeda, renang, senam lantai: terutama untuk
orang gemuk dengan rematik lutut yang perlu beban ringan pada sendi lutut (low impact/no impact)
c.
Bad habit (kebiasaan
buruk): rokok, kopi, alkohol sebaiknya di-stop.
d. Positive thinking
Jiwa sehat: yaitu bisa menerima semua realitas kehidupan, walaupun buruk
secara konstruktif (Definisi WHO)
e.
Tidur yang cukup dan berkualitas
Medical
intervention (Intervensi medik dengan obat obatan)
Bila dengan perubahan pola hidup seperti di atas sudah dilakukan, tetapi
faktor resiko serangan stroke dan jantung belum terkontrol maka dapat diberikan
obat obatan (anti -hipertensi, anti-hiperkolesteol, anti-diabetes, dan
anti-obesitas)
2. Pencegahan sekunder
(bagi penderita yang sudah pernah mengalami
serangan stroke dan jantug).
Modifikasi faktor risiko
a.
Lifestyle (Gaya
hidup)
·
Alkohol : laki-laki < oz/hari, perempuan <
1 oz/hari, sebaikya tidak sama sekali. 1 oz = 28,3 gram.
·
Diet : rendah lemak jenuh, rendah Na+, tinggi
K+, buah-buahan > sayuran
·
Olahraga : > 20 menit olahraga earobik, >
3 x/minggu
·
BB: jaga BMI dalam rentang 18,5-24,9 kg/m2
b.
Obat-obatan yang harus dihindari :
·
Estrogen (pil kotrasepsi, HRT)
·
Agen Simpatomimetik (termasuk dekongestan, pil
diet)
·
NSAID (jika mengkonsumsi aspiri)
·
PPI (jika mengkonsumsi clopidogrel/plavix)
c.
Berhenti Merokok
(Komitmen Tegas WHO)
Intervensi medis: Dengan obat obatan sesuai
dengan tatalaksana medis dari dokter
Purnomo, Hari dkk. Silent isidious Killer panduan praktis bagi
dokter dan pasien. 2017. Jakarta: Percetakan PT Gramedia.